Eko Alvares Z

Rabu, 23 April 2014

Lima Rumah Gadang Nagari Sumpur Di Bangun Kembali

PRO SUMBAR
Lima Rumah Gadang Nagari Sumpur Di Bangun Kembali

Padang Ekspres • Minggu, 20/04/2014 15:28 WIB • Andri Mardiansyah • 659 klik

Lima dari 80 Rumah gadang di Nagari Sumpur, Jorong Nagari, Kecamatan Batipuh Selatan Kabupaten Tanah Datar yang terbakar Mei 2013 lalu, kembali di Konservasi Minggu (20/4). Prosesi awal di mulai dengan Memilah batang kayu yang digunakan untuk tonggak tuo, dilanjutkan dengan menebang, maelo kayu dari rimbo, Mancacah, Marakik dan Batagak Tunggak Tuo. Rumah Gadang milik Etek Nuraini dari suku Panyalai menjadi yang pertama dibangun, sedangkan keempat Rumah Gadang lain nya akan menyusul setelah pembangunan Rumah Gadang Etek Nuraini selesai. Konservasi Rumah Gadang di Nagari Sumpur ini juga dalam rangka peringatan Hari Pusaka Dunia (World Heritage Day) yang jatuh setiap tanggal 18 April.

Upaya konservasi atau pembangunan kembali kelima Rumah Gadang ini melibatkan semua pemangku kepentingan adat, Forum Kampuang Minang Nagari Sumpur dan Ikatan Keluarga Sumpur (IKES), serta di motori oleh pusat studi konservasi arsitektur (pusaka) Universitas Bung Hatta dan didukung oleh Tirto Utomo Foundation, Badan Pelestari Pusaka Indonesia (BPPI), Pemerintah Kabupaten Tanah Datar, dan Yori Antar.

Sebelum prosesi Batagak tunggak Tuo dilaksanakan, proses panjang dengan meminta ijin kepada keluarga besar dilakukan dengan disaksikan oleh Wali Nagari, para Datuk dan Ninik Mamak serta perangkat adat lainnya dilakukan hampir sebanyak 18 kali. Hal ini dilakukan agar konservasi yang dilaksanakan tidak menimbulkan masalah dikemudian hari dan Kerapatan Adat juga dapat mengawal prosesnya secara baik dan benar. Tak hanya melakukan konservasi terhadap rumah gadang warisan budaya Minangkabau, kegiatan ini juga membangkitkan kembali semangat gotong royong dan kearifan lokal yang hampir ditinggalkan.

Tak hanya kembali membangun Lima Rumah Gadang yang hangus terbakar, upaya dan inisiatif yang dilakukan para perantau yang tergabung dalam Ikatan Kelurga Sumpur (IKES) dan masyarakat Sumpur ini juga akan menjadikan Nagari Sumpur sebagai warisan budaya yang berpotensi menjadi salah satu tujuan wisata budaya dunia.

"Batagak Tuo di Nagari Sumpur ini baru merupakan langkah awal dari konservasi yang kita lakukan bersama, masih ada empat rumah gadang lain nya yang nanti akan kita bangun bersama guna menjaga kelestarian warisan budaya,"ucap, Eko Alvares, ketua Pusat Studi Konservasi Arsitektur UBH, Minggu (20/4)

Selain melibatkan masyarakat setempat, konservasi kali ini di topang oleh riset yang mendalam
tentang Rumah Gadang di masa lampau sebagai bahan referensi, disamping juga komunikasi yang baik dengan semua pemangku adat dan penyesuaian adat istiadat budaya setempat yang berlaku. Yang jelas apa yang diupayakan ini merupakan sumbangsih terhadap pelestarian rumah adat di Minangkabau,"tambah, Eko Alvarez

Menurut Badan Pelestari Pusaka Indonesia kegiatan konservasi ini juga merupakan salah satu agenda tahunan yang sudah memasuki Dekade III Gerakan Pusaka Indonesia 2014-2023 dan juga dalam rangka peringatan Hari Pusaka Dunia,"Dengan berjalan nya kegiatan ini, harapan kedepan Pemerintahan Kabupaten Tanah Datar dapat berperan aktif dalam jaringan kota Pusaka Indonesia (JKPI) melalui Program Penataan dan Pelestarian Kota Pusaka Indonesia agar beragam Pusaka yang dimiliki baik Pusaka Alam, Pusaka Budaya maupun Pusaka Saujana dapat terjaga dengan baik,”kata Catrini Pratihari, Direktur Eksekutif BPPI.

Sementara itu, Novesman Datuak Bagindo Majo Lelo, Tukang Tuo menyebutkan, ia bersama dengan enam rekan nya dipercayai untuk membangun kembali Rumah Gadang milik Etek Nuraini. Untuk bahan material nya, Rumah Gadang kali ini menggunakan jenis kayu Jua yang hanya ada dan tumbuh di kawasan Kabupaten Tanah Datar, kayu Jua merupakan kayu yang hampir mirip dengan kayu jenis Ulin, namun Kayu Jua lebih kokoh dan kuat dan tak mudah di makan rayap. Rumah Gadang milik Etek Nuraini ini dibangun dengan ukuran panjang 17,2 meter dan lebar 7,80 meter, dan memiliki enam buah kamar dengan total ketinggian hingga gonjong mencapai 10,47 meter.

Diketahui sebelumnya, Lima Rumah Gadang berusia ratusan tahun yang merupakan warisan kebesaran masa lalu Minangkabau di Jorong Nagari, Nagari Sumpur, Batipuh Selatan, Minggu dinihari 26 Mei 2013 lalu habis di lalap si Jago merah. Rencana menjadikan kawasan ini sebagai Cagar budaya dan salah satu tujuan wisata budaya dunia pun tertunda, namun dengan semangat yang tinggi untuk membangkitkan nilai budaya, pembangunan ini pun terlaksana. (*)
[ Red/newspadek ]

Tidak ada komentar: