Eko Alvares Z

Kamis, 26 Juni 2008

Kawasan Pusaka dan KKL Arsitektur

Konsep “Kawasan Pusaka” adalah sebuah gagasan yang baru tumbuh dan berkembang atas pengamatan dan pembelajaran di berbagai tempat yang kemudian disesuaikan dengan keberagaman dan potensi masyarakat tempatan di Indonesia. Konsep ini memandang perlunya sebuah kegiatan yang menyeluruh dari bentuk pelestarian pusaka dengan alam sebagai variabel utama pembangunan yng tidak terpisahkan dari kegiatan berbudaya.

Hal tersebut disampaikan oleh DR. Ir. Eko Alvares Koordinator Kuliah Kerja Lapangan Universitas Bung Hatta dalam seminar seminar hasil KKL Jurusan Teknik Arsitektur, Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan UBH dengan tema “Menuju Pelestarian Kawasan Pusaka Nagari Koto Gadang” di Aula Gedung B UBH pada Senin (7/3).
Berita: Kawasan Pusaka UBH
Menurutnya lagi, pembangunan yang berorientasi kepada fisik saja, yang hanya digarap secara sektoral, mengakibatkan keharmonisan manusia dan lingkungan menjadi kehilangan keseimbangan. Terjadinya kerusakan dan pencemaran lingkungan, hilangnya budaya tempatan, rayuan globalisasi, degradasi moral dan budaya, akibatnya kampung-kampung di nagari tidak lagi menjadi tempat yang nyaman dan sumber kemakmuran bagi masyarakatnya.
Berita: Kawasan Pusaka UBH
“Konsep Pelestarian kawasan pusaka dipersiapkan untuk dapat menjadi salah satu solusi persoalan kawasan bersejarah di Indonesia yang bertumpu pada kemandirian masyarakat lokal, menggugah apresiasi, dan kolaborasi dengan banyak pihak. Di sisi lain membuka lapangan pekerjaan baru bagi para arsitek, perencana atau profesi lainnya yang terkait untuk pro aktif membentuk organisasi “kawasan Pusaka” secara profesional dan menawarkan kepada masyarakat lokal di berbagai kawasan bersejarah di Indonesia,” tuturnya menjelaskan.
Berita: Kawasan Pusaka UBH
KKL yang dilaksanakan oleh sekitar 70 mahasiswa Arsitektur dan FTSP tersebut dilaksanakan di Nagari Koto Gadang, sebuah pemukiman yang dibentuk oleh potensi dan keterbatasan daya dukung lahan. Di nagari ini bisa dipelajari bagaimana potensi lahan di siasati dan kemudian membentuk suatu wadah yang nyaman untuk ditinggali. Komposisi kekayaan alamnya merupakan perpaduan yang ideal bila dilengkapi aktivitas anak nagari yang dapat memberikan khas sebuah kawasan pusaka.
Berita: Kawasan Pusaka UBH
Menurutnya lagi, pelestarian kawasan pusaka harus dilakukan agar anak nagari mengetahui mau diapakan dan dibawa kemana nagari tersebut, sebagai dasar atau pijakan bagi pembangunan di segala bidang atau penataan komprehensif multi sektoral pembangunan di nagari, strategi untuk melakukan pembangunan yang berkelanjutan untuk melestarikan nilai pusaka yang ada dan pilihan utama anak nagari dalam merespon dan menolak tawaran program pembangunan dari luar.
Berita: Kawasan Pusaka UBH
Lebih jauh dia mengatakan, bahwa pelestarian kawasan pusaka ini berguna untuk menggugah anak nagari akan kekayaan pusaka yang dimiliki, menggali potensi dan kekayaan pusaka nagari, membuat anak nagari menjadi mandiri dan kreatif serta menjadi pusat orientasi pembangunan.
Berita: Kawasan Pusaka UBH
Selain itu juga untuk mendapatkan sistem pengelolaan pembangunan yang berkelanjutan dan berkesinambungan secara menyeluruh, meningkatkan kualitas lingkungan dan kesejahteraan masyarakat melalui usaha-usaha peningkatan ekonomi, dan menciptakan sebuah simpul dari jaringan multi sektoral dan multi disiplin ilmu ditingkat lokal, nasional dan internasional. (sumber : Ita- wartawan Haluan)

Tidak ada komentar: