Eko Alvares Z

Minggu, 22 Juni 2008

Mencegah Banjir Dari Rumah Kita

Oleh: Eko Alvares Z

Banjir sebagian disebabkan oleh fenomena alam seperti curah hujan yang tinggi. Namun sebagian lagi disebabkan oleh kelalaian dan keserakahan manusia, seperti pembalakan hutan dan konversi daerah tangkapan air menjadi daerah terbangun. Oleh karena itu, dalam pembangunan kota pencegahan banjir tidak lepas dari perilaku warga kota dan strategi pembangunan kota tersebut.

Kota Padang, sejak jaman kolonial dulu, dalam pengembangan kotanya tidak terlepas dari dua hal, yaitu pengeringan kawasan berawa-rawa dan pencegahan banjir. Dimulai pada awal abad ke-19 berupa usaha menormalisasi atau pelurusan Batang Arau, dan pembuatan Banda Bakali di awal abad ke-20. Usaha itu terus berlanjut sampai dengan penguhujung abad ke 20 dan awal abad 21, dengan terus menormalisasi sungai-sungai di kawasan utara kota. Sepertinya usaha memperbaiki drainase primer tersebut masih kurang cukup, diperlukan usaha yang dapat dilakukan oleh setiap warga kota, yaitu mencegah banjir dari rumah masing-masing.

Dalam perencanaan kota yang baik, dikenal apa yang disebut Koefisien Dasar Bangunan atau KDB, yaitu perbandingan luas lahan dengan kawasan terbangun atau luas bangunan lantai dasar. Umumnya KDB dinyatakan dengan bentuk presentasi, misal 70% atau 60%, artinya hanya 70% atau 60% dari luas lahan yang boleh dibangun, sedangkan sisanya tidak boleh dibangun, atau dengan kata lain harus merupakan tanah yang dapat meresapkan air.

Namun dalam praktek pembangunan perumahan di perkotaan, ketentuan ini sering dilanggar, dengan membangun semua luas lahan yang ada, mengakibatkan sedikit sekali air hujan dan air permukaan yang dapat diresapkan ke dalam tanah. Kalaupun disisakan berupa halaman, tidak jarang ditutup oleh perkerasan yang tidak bisa meresapkan air. Dapat dibayangkan jika semua air hujan dialirkan dan tidak diresapkan ke dalam tanah, maka banjir adalah akibatnya.

Dalam skala yang lebih luas yaitu sebuah kota, kondisi ini akan membawa dampak yang serius jika resapan air kedalam tanah sangat kurang. Ruang Terbuka Hijau (RTH) dan daerah resapan air menjadi elemen yang sangat penting bagi usaha untuk mengurangi kawasan yang banjir. Oleh karena itu, jika kita mengalirkan air hujan dan menyerapkannya kedalam tanah di rumah kita, maka kita dapat membantu mencegah banjir dari rumah kita. (EAZ)

Tidak ada komentar: