Eko Alvares Z

Kamis, 26 Juni 2008

Kota Padang Dipengaruhi Jakarta dan Singapura

Sinar Harapan, Yogyakarta — Pertumbuhan awal Kota Padang dibentuk oleh pertemuan kegiatan perdagangan antara para pialang di pesisir dengan pedagang yang datang dari daerah pedalaman. Di antara dua pusat kegiatan itulah VOC meletakkan benteng dan mulai mendominasi perdagangan.
Hal itu terungkap dalam desertasi Eko Alvares Zaidulfar yang berjudul ”Morfologi Kota Padang”. Lewat desertasi ini, Eko berhasil meraih gelar doktor di bidang ilmu teknik di UGM. Ia dinyatakan lulus dengan predikat sangat memuaskan.
”Perubahan spasial kota Padang sebelum abad ke-20 merupakan kombinasi dialektik antara penetrasi kolonial dan resistensi pribumi. Ekspresi ke ruangan morfologi kota didominasi oleh sistem kota pertahanan, kanal-kanal, pemukiman multietnik dan pola sirkulasi organik,” ujar Eko, staf pengajar di Universitas Bung Hatta Padang ini.
Lebih lanjut dikatakan, pada abad ke-20, perubahan spasial lebih banyak didorong oleh intervensi perencanaan oleh pemerintah Hindia Belanda untuk mengisi pola dan struktur kota serta mengatur fungsi utama kota yang sudah ada. Setelah kemerdekaan, perkembangan kota cenderung meneruskan bentuk kota yang terfragmentasi, dualistik wajah kota dan didominasi oleh konsep-konsep perencanaan kota yang seragam dan sentralistik.
Meski terjadi banyak perubahan, menurut Eko yang meraih Magister Teknik Arsitektur di ITB Bandung pada tahun 1993, ekspresi ke ruangan morfologi kota Padang sekarang ini masih banyak dipengaruhi perkembangan masa lalunya. (yuk)

Tidak ada komentar: